Entri Populer

Kamis, 13 Desember 2012

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa ( II )

A.   Pendahuluan
Asam adalah ion hydrogen atau dodnor proton. Suatu cairan disebut asam bila mengandung H+ atau mampu melepas atau memberikan H+.
Basa adalah garam dari ion hydrogen atau akseptor proton. Suatu cairan bersifat basa bila sanggup menerima H+.
Asam karbonat (H2CO3) adalah asam karena mampu melepas H+ dan menjadi HCO-3. Sedangkan bikarbonat adalah (HCO3) adalah basa karena mampu menerima H+ untuk kemudian menjadi H2CO3.
B.   Regulasi Asam Basa
Regulasi sistem asam basa diatur oleh tiga sistem yaitu sistem pernafasan, sistem renal dan sistem buffer.
  1. Sistem Pernafasan
  2. Sistem Renal
  3. Sistem Buffer
C.   Pembacaan AGD
Nilai Normal AGD dan Hasil/Kesimpulanya

Ph
(7,35 – 7,45)
HCO3
(22 – 26)
PCO
(2 35 – 45)
BE
(–2 – +2)
PO2
(80 – 100)
Asidosis
Turun
Turun
Naik
Turun
Turun
Alkalosis
Naik
Naik
Turun
Naik
Naik


  1. Lihat Ph, (apakah asidosis atau alkalosis)
  2. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk menentukan respiratorik atau metabolik)
  3. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang hasilnya berlawanan dengan pH (untuk menentukan adanya kompensasi sebagaian atau tidak)
  4. Lihat pO2 untuk melihat adanya Hipoksemia atau Hiperoksemia
Bila nilai Ph normal tetapi terjadi kelainan nilai HCO3 atau PCO2 maka;
  1. Lihat nilai pH, pH 7,35 – 7,40 adalah asidosis dan pH 7,41 – 7,45 adalah alkalosis
  2. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk menentukan respiratirik atau metabolik)
  3. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang hasilnya berlawanan dengan pH (untuk menentukan adanya kompensasi penuh atau tidak)
  4. Lihat pO2 untuk melihat adanya Hipoksemia atau Hiperoksemia
D.   Akibat Gangguan Keseimbangan Asam Basa
  1. Asidosis akan meningkatkan konsentrasi K dalam darah. Sehingga fungsi sel dan enzim tubuh memeburuk. Kemudian mengakibatkan aritmia ventrikuler.
  2. Alkalosis akan menurunkan konsentrasi K dalam darah. Sehinggga afinitas Hb – O2 meningkat. Akibatnya pelepasan O2 kejaringan sulit. Sehingga terjadi hipoksemia.
  3. Kenaikan pCO2 (80 – 100 mmHg) akan mengakibatkan koma dan aritmia serta vasodilatasi pembuluh darah. Bila hal ini terjadi diotak maka aliran darah ke otak akan meningkat dan mengakibatkan kenaikan tekanan intra cranial.
  4. Penurunan pCO2 (< 25 mmHg) akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah. Sehingga aliran darah kejaringan turun. Bila hal ini terjadi diotak maka akan terjadi hipoksemia otak.
E.    Manajaemen Gangguan Asam Basa
  1. Pemberian Bikarbonat:
Dosis: 1/3 x BB x (|BE| – 2)
Diberikan setengah dosis dahulu, kemudian setalah 30 – 60 menit dievaluasi kembali hasilnya. Bila belum optimal dilanjutkan pemberian sisanya.
  1. Terapi Oksigen
Dengan NRM bila PCO2 tinggi dan dengan RM bila pCO2 rendah.
Ventilator, bila pCO2 > 60 nnHg atau pO2 < 60 mmHg
ANALISA GAS DARAH

A.   Pengertian
Analisa gas darah adalah suatu pemeriksaan daya serap / interaksi darah dengan gas yang dihirup lewat pernafasan. sampel darah diambil langsung dari arteri.
B.   Interpretasi Hasil AGD
PEMERIKSAAN
HASIL

NORMAL

PH
7.387
7,34 -7,44

PCO2
24.87
35 – 45

PO2
44.0
89 – 116

HCO3

14.5
22 – 26

TCO2

15,2
22 – 29

BASSE EXCESS

-8,4
- 2 – ( +3 )

SATURASI O2
80,2
95 -98


1.    ASIDOSIS RESPIRATORIK
  1. # PH turun PCO2 naik
  2. Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
  3. Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
  4. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.
  5. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
  6. Penyebab :Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
  • Emfisema
  • Bronkitis kronis
  • Pneumonia berat
  • Edema pulmoner
  • Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.
2.    ASIDOSIS METABOLIK
  1. PH turun HCO3 turun
  2. Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
  3. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
  4. Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
  • Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
  • Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidosis metabolik:
  • Gagal ginjal
  • Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
  • Ketoasidosis diabetikum
  • Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
  • Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
  • Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi
  • 3.    ALKALIOSIS RESPIRATORIK
    1. # PH naik PCO2 turun
    2. Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
    3. Penyebab :
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
  1. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
  • rasa nyeri
  • sirosis hati
  • kadar oksigen darah yang rendah
  • demam
  • overdosis aspirin.
  1. Pengobatan :
  • Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.
  • Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.
  • Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
  • Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
  • Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
  • Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik
  1. 4.    ALKALIOSIS METABOLIK
    1. # PH naik HCO3 naik
    2. Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
  1. Penyebab :
  • Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
  • Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
  • Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
  • Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
  1. Penyebab utama akalosis metabolik:
  • Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
  • Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
  • Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).
ANALISA GAS DARAH
  1. A.   DEFINISI
Pemeriksaan gas darah dan PH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai:
  1. Keseimbangan asam basa dalam tubuh,
  2. Kadar oksigenasi dalam darah,
  3. Kadar karbondioksida dalam darah
Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:
  • PH normal 7,35-7,45
  • Pa CO2 normal 35-45 mmHg
  • Pa O2 normal 80-100 mmHg
  • Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
  • HCO3 normal 21-30 mEq/l
  • Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
  • Saturasi O2 lebih dari 90%.
Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”, yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah yaitu: Arteri radialis, A. brachialis, A. Femoralis.
  1. B.   PROSEDUR PENGAMBILAN GAS DARAH ARTERI
  2. Alat
    1. Spuit gelas atau plastik 5 atau 10 ml
    2. Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)
    3. Jarum nomor 22 atau 25
    4. Penutup udara dari karet
    5. Kapas alcohol
    6.   Wadah berisi es (baskom atau kantung plastik)
    7. Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi:
    8. Nama, tanggal dan waktu
    9.   Apakah menerima O2 dan bila ya berapa banyak dan dengan rute apa
    10.   Suhu
    11. Tekhnik
      1. Arteri radialis umumnya dipakai meskipun brakhialis juga dapat digunakan.
      2. Bila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes Allen’s. Secara terus menerus bendung arteri radialis dan ulnaris. Tangan akan putih kemudian pucat. Lepaskan aliran arteri ulnaris. Tes allen’s positif bila tangan kembali menjadi berwarna merah muda. Ini meyakinkan aliran arteri bila aliran arteri radialis tidak paten
      3. Pergelangan tangan dihiperekstensikan dan tangan dirotasi keluar
  1. Penting sekali untuk melakukan hiperekstensi pergelangan tangan, biasanya menggunakan gulungan handuk untuk melakukan ini
  2. Untuk pungsi arteri brakialis, siku dihiperekstensikan setelah meletakkan handuk di bawah siku
  3.   1 ml heparin diaspirasi kedalam spuit, sehingga dasar spuit basah dengan heparin, dan kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dan tak ada gelembung udara
  4. Arteri brakialis atau radialis dilokalisasi dengan palpasi dengan jari tengah dan jari telunjuk, dan titik maksimum denyut ditemukan. Bersihkan tempat tersebut dengan kapas alcohol
  5. Jarum dimasukkan dengan perlahan kedalam area yang mempunyai pulsasi penuh. Ini akan paling mudah dengan memasukkan jarum dan spuit kurang lebih 45-90 derajat terhadap kulit
  6.   Seringkali jarum masuk menembus pembuluh arteri dan hanya dengan jarum ditarik perlahan darah akan masuk ke spuit
  7.   Indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya pemompaan darah kedalam spuit dengan kekuatannya sendiri
  8. Bila kita harus mengaspirasi darah dengan menarik plunger spuit ini kadang-kadang diperlukan pada spuit plastik yang terlalu keras sehingga tak mungkin darah tersebut positif dari arteri. Hasil gas darah tidak memungkinkan kita untuk menentukan apakah darah dari arteri atau dari vena
  9.   Setelah darah 5 ml diambil, jarum dilepaskan dan petugas yang lain menekan area yang di pungsi selama sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien yang mendapat antikoagulan)
m. Gelembung udara harus dibuang keluar spuit. Lepaskan jarum dan tempatkan penutup udara pada spuit. Putar spuit diantara telapak tangan untuk mencampurkan heparin
  1. Spuit diberi label dan segera tempatkan dalam es atau air es, kemudian dibawa kelaboratorium
  2. C.   ANALISA
Jenis gangguan asam basa
PH
Total CO2
PCO2
Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Alkalosis respiratorik tidak terkompensasi
Tinggi
Rendah
Rendah
Asidosis metabolic tidak terkompensasi
Rendah
Rendah
Normal
Alkalosis metabolic tidak terkompensasi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Asidosis respiratorik kompensasi alkalosis metabolic
Normal
Tinggi
Normal
Alkalosis respiratorik kompensasi asidosis metabolic
Normal
Rendah
Normal
Asidosis metabolic kompensasi alkalosis respiratorik
Normal
Rendah
Rendah
Alkalosis metabolic kompensasi asidosis respiratorik
Normal
Tinggi
Tinggi

ANALISA GAS DARAH
  1. A.   STATUS ASAM BASA
  2. Fungsi utama dari paru-paru adalah memasok oksigen dan mengeluarkan carbondioxida dari darah. Oleh karena itu untuk mengetahui keadekuatan dari proses ventilasi dan difusi diperlukan analisa dari gas darah dalam arteri.
  3. Keseimbangan asam-basa mengukur bagaimana level respirasi dan metabolic buffer mempengaruhi keseluruhan pH. Hubungan diantara factor-faktor tersebut dapat dilihat pada persamaan berikut:
CO2 + H2O <-> H2CO3 <-> (H+) + (HCO3-)
  1. Persamaan diatas menunjukkan bahwa adanya perubahan pada consentrasi buffer tertentu akan mengubah pH.dari sistim tersebut. Adanya perubahan pada carbondioksida menunjukkan adanya respiratory acidosis atau alkalosis, sedang perubahan pada bicarbonate menunjukkan adanya metabolic acidosis atau alkalosis.
Berikut ini adalah 3 langkah mudah untuk menginterpretasikan ABG (arterial blood gases) :
  1. Tentukan apakah pH nya normal, acidosis atau alkalosis
PH darah arteri merupakan sebuah pengukuran konsentrasi ion hydrogen. Karena asam didefinisikan sebagai cairan yang mempunyaikemampuan untuk memberikan ion hydrogen dan basa didefinisikan sebagai cairan yang mempunyai kemampuan untuk menerima ion hydrogen, , maka pH dapat menunjukkan keseimbangan dari sttus asam-basa dalam darah arteri. Nilai pH normalnya 7,40 dengan batas normal 7,35 – 7,45. Jika terdapat peningkatan ion hydrogen, maka berarti ph menurun, sehingga darah bersifat acidosis. Sedangkan bila terjadi penurunan ion hydrogen berarti pH naik, hal ini menunjukkan darahnya bersifat alkalosis.
  1. Tentukan penyebab ketidakseimbangan pH
Untuk menentukan penyebab dari ketidak seimbangan pH apakah metabolik atau respiratory problem, maka kita tentukan buffer mana yang mempunyai permasalahan sama dengan pH. Adanya peningkatan kadar PaCO2 menunjukkan adanya acidosis, sedang penurunan PaCO2 menunjukkan alkalosis. Adanya Peningkatan HCO3- menunjukkan alkalosis, sedang adanya penurunan HCO3- menunjukkan acidosis.
  1. Tentukan apakah masalahnya pada respirasi atau metabolik
  2. Tentukan kompensasi yang telah terjadi
Ada tiga jenis kompensasi dalam keseimbangan asam basa, yaitu kompensasi penuh, sebagian atau tidak ada kompensasi.
  1. TIDAK ADA KOMPENSASI
Dikatakan tidak ada kompensasi bila status asam basa yang tidak sesuai dengan status pH dalam batas normal.
  1. KONPENSASI SEBAGIAN
Dikatakan terdapat kompensasi sebagian bila status asam basa yang tidak sesuai dengan status pH berada diluar batas normal dan nilai pH sendiri juga diluar batas normal.
  1. KOMPENSASI PENUH
Dikatakan kompensasi penuh bila status asam basa yang tidak sesuai dengan status pH diluar batas normal, tetapi nilai pH dalam batas normal.
Dalam menginterpretasi ABG tidak boleh dilakukan secara terpisah, tetapi harus senantiasa dikonfirmasikan dengan pemeriksaan yang lain seperti riwayat penyakit, pengobatan medis.
  1. B.   PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAH
  2. Pengertian :
Pengambilan darah arteri melalui fungsi untuk memeriksa gas-gas dalam darah yang berhubungan dengan fungsi respirasi dan metabolisma.
  1. Tujuannya :
    1. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
    2. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
    3. Kemampuan HB dalam mengangkut O2 dan CO2.
    4. Tingkat tekanan O2 dalam darah arteri.
    5. Tempat pengambilan darah arteri :
      1. Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga apabila Allen test negatif.
      2. Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.
      3. Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila terjadi obstruksi pembuluh darah.
      4. Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan arteri.
      5. Langkah-langkah melakukan fungsi darah arteri :
        1. Persiapan alat.
1)   Baki (Troli) yang berisi antara lain:
  • 1 Buah spuit 2,5 cc yang disposible.
  • 1 buah spuit 1 cc yang disposible.
  • Gabus / karet sebagai penutup jarum.
  • 2 lembar kain kassa steril.
  • Bengkok, plester, gunting.
  • Obat lokal anesthesi (bila) perlu.
  • Kapas alkohol dengan campuran bethadine.
  • Kantong plastik berisi es bila pengirimannya jauh.
  • Heparin injeksi 5000 unit
2)   Spuit 2,5 cc diisi dengan heparin 0,1 cc atau asal membasahi dinding spuit untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Heparin tidak boleh terlalu banyak dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
  1. Memberitahukan pasien tentang tujuan daripada pengambilan darah arteri yang akan di pungsi.
  2. Memilih arteri yang akan di pungsi.
  3. Menyiapkan posisi pasien :
1)   Arteri Radialisi :
  • Pasien tidur semi fowler dan tangan diluruskan.
  • Meraba arteri kalau perlu tangan boleh diganjal atau ditinggikan.
  • Arteri harus benar-benar teraba untuk memastikan lokalisasinya.
2)   Arteri Dorsalis Pedis
Pasien boleh flat / fowler.
3)   Arteri Brachialis
Posisi pasien semi fowler, tangan di hyperextensikan / diganjal dengan siku.
4)   Arteri Femoralis
Posisi pasien flat
  1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat
  2.   Raba kembali arteri untuk memastikan adanya pulsasi daerah yang akan ditusuk sesudah dibersihkan dengan kapas bethadine secara sirkuler. Setelah 30 detik kita ulangi dengan kapas alkohol dan tunggu hingga kering.
  3. Bila perlu obat anethesi lokal gunakan spuit 1 cc yang sudah diisi dengan obat (adrenalin 1 %), kemudian suntikan 0,2-0,3 cc intracutan dan sebelum obat dimasukkan terlebih dahulu aspirasi untuk mencegah masuknya obat ke dalam pembuluh darah.
  4. Lokalisasi arteri yang sudah dibersihkan difiksasi oleh tangan kiri dengan cara kulit diregangkan dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah sehingga arteri yang akan ditusuk berada di antara 2 jari tersebut.
  5.   Spuit yang sudah di heparinisasi pegang seperti memegang pensil dengan tangan kanan, jarum ditusukkan ke dalam arteri yang sudah di fiksasi tadi.
1)   Pada arteri radialis posisi jarum ± 45 derajat
2)   Pada arteri brachialis posisi jarum 60 derajat
3)   Pada arteri femoralis posisi jarum 90 derajat
Sehingga arteri ditusuk, tekanan arteri akan mendorong penghisap spuit sehingga darah dengan mudah akan mengisi spuit, tetapi kadang-kadang darah tidak langsung keluar. Kalau terpaksa dapat menghisapnya secara perlahan-lahan untuk mencegah hemolisis. Bila tusukan tidak berhasil jarum jangan langsung dicabut, tarik perlahan-lahan sampai ada dibawah kulit kemudian tusukan boleh diulangi lagi kearah denyutan.
  1.   Sesudah darah diperoleh sebanyak 2 cc jarum kita cabut dan usahakan posisi pemompa spuit tetap untuk mencegah terhisapnya udara kedalam spuit dan segera gelembung udara dikeluarkan dari spuit
  2. Ujung jarum segera ditutup dengan gabus / karet.
  3.   Bekas tusukan pungsi arteri tekan dengan kapas alkohol campur dengan bethadine.
Pada arteri radialis dan dorsalis pedis selama 5 menit
Pada arteri brachialis selama 7 – 10 menit
Pada arteri femoralis selama 10 menit
Jika pasien mendapat antikoagulan tekan selama 15 menit.
m. Lokalisasi tusukan tutup dengan kassa + bethadine steril.
  1. Memberi etiket laboratorium dan mencantumkan nama pasien, ruangan tanggal dan jam pengambilan, suhu dan jenis pemeriksaan.
  2. Bila pengiriman / pemeriksaannya jauh, darah dimasukkan kantong plastik yang diisi es supaya pemeriksaan tidak berpengaruh oleh suhu udara luar.
  3. Kembali mencuci tangan setelah selesai melakukan perasat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah melakukan pengambilan darah.
  1. Daerah pengambilan darah sebaiknya pada tempat yang bergantian / selang-seling untuk mencegah terjadinyakerusakan pada pembuluh darah
  2. Apabila menggunakan obat lokal anesthesi harus ditest terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya reaksi alergi oleh karena obat tersebut.
  3. Apabila pasien yang memerlukan perawatan lama sebaiknya dipasang arteri line.
  4. Warna merah darah dapat merupakan petunjuk baik / buruknya dari darah arteri. Pasien PPOM dengan nilai PaO2 rendah darah berwarna lebih gelap biasanya mengandung lebih rendah O2.
  5. Bila mungkin cegahlah penusukan pada arteri femoralis.
  6. Apabila diperlukan pengambilan darah melalui arteri radialis perlu diketahui dahulu adanya kolateral arteri ulnaris dengan cara percobaan Allen ( test Allen ).
Caranya :
  1. Anjurkan pasien untuk mengepalkan tangannya dengan kuat supaya darah sebanyak mungkin keluar sehingga telapak tangan pucat.
  2. Tekan arteri radialis dan ulnaris agar tertutup sambil pasien membuka kepalannya beberapa kali dan menutupnya kembali. Kemudian tangan dibuka, lepaskan tekanan pada arteri ulnaris.

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Pendahuluan
Asam adalah ion hydrogen atau dodnor proton. Suatu cairan disebut asam bila mengandung H+ atau mampu melepas atau memberikan H+.
Basa adalah garam dari ion hydrogen atau akseptor proton. Suatu cairan bersifat basa bila sanggup menerima H+.
Asam karbonat (H2CO3) adalah asam karena mampu melepas H+ dan menjadi HCO-3. Sedangkan bikarbonat adalah (HCO3) adalah basa karena mampu menerima H+ untuk kemudian menjadi H2CO3.

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Regulasi Asam Basa
Regulasi sistem asam basa diatur oleh tiga sistem yaitu sistem pernafasan, sistem renal dan sistem buffer.
  1. Sistem Pernafasan
  2. Sistem Renal
  3. Sistem Buffer

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Pembacaan AGD
Nilai Normal AGD dan Hasil/Kesimpulanya

Asidosis
Alkalosis
Ph (7,35 – 7,45)
Turun
Naik
HCO3 22 – 26
Turun
Naik
PCO2 35 – 45
Naik
Turun
BE –2 – +2
Turun
Naik
PO2 80 – 100
Turun
Naik
  1. Lihat Ph, (apakah asidosis atau alkalosis)
  2. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk menentukan respiratirik atau metabolik)
  3. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang hasilnya berlawanan dengan pH (untuk menentukan adanya kompensasi sebagaian atau tidak)
  4. Lihat pO2 untuk melihat adanya Hipoksemia atau Hiperoksemia
Bila nilai Ph normal tetapi terjadi kelainan nilai HCO3 atau PCO2 maka;
  1. Lihat nilai pH, pH 7,35 – 7,40 adalah asidos dan pH 7,41 – 7,45 adalah alkalosis
  2. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk menentukan respiratirik atau metabolik)
  3. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang hasilnya berlawanan dengan pH (untuk menentukan adanya kompensasi penuh atau tidak)
  4. Lihat pO2 untuk melihat adanya Hipoksemia atau Hiperoksemia
Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Akibat Gangguan Keseimbangan Asam Basa
  1. Asidosis akan meningkatkan konsentrasi K dalam darah. Sehingga fungsi sel dan enzim tubuh memeburuk. Kemudian mengakibatkan aritmia ventrikuler.
  2. Alkalosis akan menurunkan konsentrasi K dalam darah. Sehinggga afinitas Hb – O2 meningkat. Akibatnya pelepasan O2 kejaringan sulit. Sehingga terjadi hipoksemia.
  3. Kenaikan pCO2 (80 – 100 mmHg) akan mengakibatkan koma dan aritmia serta vasodilatasi pembuluh darah. Bila hal ini terjadi diotak maka aliran darah ke otak akan meningkat dan mengakibatkan kenaikan tekanan intra cranial.
  4. Penurunan pCO2 (< 25 mmHg) akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah. Sehingga aliran darah kejaringan turun. Bila hal ini terjadi diotak maka akan terjadi hipoksemia otak.

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Manajaemen Gangguan Asam Basa
  1. Pemberian Bikarbonat
Dosis: 1/3 x BB x (|BE| – 2)
Diberikan setengah dosis dahulu, kemudian setalah 30 – 60 menit dievaluasi kembali hasilnya. Bila belum optimal dilanjutkan pemberian sisanya.
  1. Terapi Oksigen
Dengan NRM bila PCO2 tinggi dan dengan RM bila pCO2 rendah.
  1. Ventilator, bila pCO2 > 60 nnHg atau pO2 < 60 mmHg

Selasa, 20 Desember 2011

Cara menyetting registry komputer

Cara menyetting registry komputer itu tidak hanya pada komputer windows xp saja, melaikan juga bisa anda lakukan pada versi windows 98 maupun pada windows vista. Okelah, dari pada ribed nulis nya kelamaan dan anda sendiri sudah nggak sabar dengan cara setting registry ini, kita akan mulai saja. OK???
1. Klik tombol Start > Run.
2. Ketik regedit dan tekan Enter setelah berada didalam jendela Run.
3. Didalam Registry Editor, pilih menu File > Export.
4. Setelah Export Registry File muncul, masukkan nama file ke bagian File Name, misalnya backup-registry dan sebagainya.
5. tekan tombol Save.
Mempercepat Update Registry
Tekan tombol Start > Log Off > Log Off.
Mengganti Wallpaper
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Desktop
Klik ganda pada wallpaper dan masukkan path gambar yang diinginkan pada Value Data.
Mengganti Nama Recycle Bin
HKEY_CLASSES_ROOT/CLSID/{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}
Klik ganda pada option (Default value) dan beri nama baru sesuai yang diinginkan pada Value Data.
Memunculkan Rename Pada Recycle Bin
HKEY_CLASSES_ROOT/CLSID/{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}/ShellFolder
Klik ganda pada Attributes > Edit Binary Value. Pada Value Data, ganti angka tersebut menjadi 0000 50 01 00 20.
Menyembunyikan Recycle Bin
HKEY_LOCAL_MACHINE/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Desktop/NameSpace
Hapus subkey {645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}, kemudian Restart komputer untuk melihat hasilnya.
Untuk memunculkannya kembali, buat kembali kombinasi angka {645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}.
Menambah Isi Shortcut Menu Pada Recycle Bin
HKEY_CLASSES_ROOT/CLSID/{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}/ShellFolder
Klik ganda Attributes dan ganti angka di Value Data dengan angka berikut ini:
0000 50 01 00 20 > Rename
0000 60 01 00 20 > Delete
0000 70 01 00 20 > Rename & Delete
0000 41 01 00 20 > Copy
0000 42 01 00 20 > Cut
0000 43 01 00 20 > Copy & Cut
0000 44 01 00 20 > Paste
0000 45 01 00 20 > Copy & Paste
0000 46 01 00 20 > Cut & Paste
0000 47 01 00 20 > Cut, Copy & Paste
Menambah Isi Shortcut Menu Pada Recycle Bin Dengan Menu Pilihan
HKEY_CLASSES_ROOT/CLSID/{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}/Shell
Klik menu Edit > New > Key dan beri nama yang diinginkan (Misalnya: Go To Windows Explorer).
Dibawah key yang baru tersebut, tekan lagi menu Edit > New > Key dan buat sebuah key baru bernama Command.
Klik ganda option (Default), dan pada bagian Value Data, isi dengan path Windows Explorer ( C:WINDOWSExplorer.exe).
Mengembalikan Folder Documents Yang Hilang Di My Computer
HKEY_LOCAL_MACHINE/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/DocFolderPaths
Pilih menu Edit > New > String Value dan beri nama sesuai dengan username yang digunakan di Windows (contohnya: Chippers)
Klik ganda pada value tersebut dan masukkan path tempat dimana Documents anda berada (contohnya D:Documents)
Menyingkirkan File Stored Dari My Computer
HKEY_LOCAL_MACHINE/SOFTWARE/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/MyComputer/NameSpace/DelegateFolders
Hapus subkey {59031a47-3f72-44a7-89c5-5595fe6b30ee} dengan menekan tombol Del.
Menyembunyikan My Recent Documents
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Klik menu Edit > New > DWORD Value dan beri nama NoRecentDocsMenu.
Kemudian klik ganda pada DWORD Value tersebut, dan berikan angka 1 untuk mengaktifkannya.
Menyembunyikan Menu Find
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Klik menu Edit > New > DWORD Value dan beri nama NoFind.
Kemudian klik ganda pada DWORD Value tersebut dan berikan angka 1 untuk mengaktifkannya. Restart komputer.
Menyembunyikan Help And Support
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Buatlah sebuah DWORD Value baru – Menu Edit > New > DWORD Value, dan beri nama NoSMHelp.
Kemudian klik ganda pada NoSMHelp dan isi dengan angka 1 pada Value Data. Restart komputer.
Menyembunyikan Menu Run
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoRun. Klik ganda dan masukkan angka 1 sebagai Value Data.
Menyembunyikan Menu Run Dari Start Menu (2)
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Cari value bernama Start_ShowRun, klik ganda dan masukkan angka 0 pada bagian Value Data.
Menyembunyikan Log Off
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Klik menu Edit > New > Binary Value dan beri nama NoLogOff.
Klik ganda pada NoLogOff dan masukkan angka 01 00 00 00 pada bagian Value Data.
Menyembunyikan Menu Turn Off Computer
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Klik menu Edit > New > DWORD Value dan beri nama NoClose.
Klik ganda NoClose dan beri angka 1 pada Value Data.
Cleartype Pada Logon Screen
HKEY_USERS/.DEFAULT/Control Panel/Desktop
Klik ganda FontSmoothingType dan masukkan angka 2 pada Value Data.
Membuat Tampilan Berbeda Pada Jendela Logon
HKEY_USERS/.DEFAULT/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/ThemeManager
Klik ganda ColorName dan masukkan teks Metallic pada Value Data.
Menampilkan Administrator Di Welcome Screen
HKEY_LOCAL_MACHINESOFTWAREMicrosoftWindows NTCurrentVersionWinlogonSpecialAccountsUserLis t
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama Administrator.
Klik ganda Administrator dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Login Otomatis
HKEY_LOCAL_MACHINE/SOFTWARE/Microsoft/Windows NT/CurrentVersion/Winlogon
Klik ganda AltDefaultUserName dan masukkan username account yang dipilih.
Klik ganda AutoAdminLogon dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama DefaultPassword.
Klik ganda DefaultPassword dan masukkan password account yang dipilih pada Value Data.
Menyembunyikan Ikon Printer & Faxes dari Start Menu
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Cari value bernama Start_ShowPrinters dan berikan angka 0 pada Value Data.
Menyembunyikan Control Panel Dari Start Menu
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Cari value bernama Start_ShowControlPanel dan klik ganda pada bagian tersebut.
Masukkan angka 0 pada Value Data.
Menyembunyikan Menu My Pictures Dari Start Menu
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Klik ganda pada Start_ShowMyPics dan masukkan angka 0 pada bagian Value Data.
Memunculkan Menu Administrative Tools
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Klik ganda pada StartMenuAdminTools dan berikan angka 1 pada Value Data.
Memperkecil Ikon Start Menu
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Klik ganda pada Start_LargeMFUIcons dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Menghilangkan Username Pada Start Menu
HKEY_CURRENT_USERSoftwareMicrosoftWindowsCurre ntVersionPoliciesExplorer
Pilih Edit > New > DWORD Value dan beri nama NoUserNameInStartMenu.
Klik ganda NoUserNameInStartMenu dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Mencegah Perubahan Menu Start
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoChangeStartMenu.
Klik ganda NoChangeStartMenu dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Menyembunyikan My Recent Documents
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Klik ganda pada Start_ShowRecentDocs dan masukkan angka 0 pada Value Data.
Mengubah Nama Default Shortcut Penting Di Desktop
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/CLSID
Klik ganda pada default value pada masing-masing subkey dibawah ini:
My Network Places:
{208D2C60-3AEA-1069-A2D7-08002B30309D}
My Computer:
{20D04FE0-3AEA-1069-A2D8-08002B30309D}
My Documents:
{450D8FBA-AD25-11D0-98A8-0800361B1103}
Recycle Bin:
{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}
Default IE Icon:
{871C5380-42A0-1069-A2EA-08002B30309D}
masukkan nama-nama unik sebagai pengganti nama defaultnya.
Menyembunyikan Ikon Di Desktop
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Klik ganda pada HideIcons dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Membersihkan Semua Ikon Pada Desktop
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoDesktop.
Klik ganda pada NoDesktop dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Membuat Desktop Lebih Stabil
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama DesktopProcess.
Klik ganda DesktopProcess dan masukkan angka 1 pada Value Data.
..
Menghapus Daftar Program Dalam Menu Run
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/RunMRU
Di jendela sebelah kanan, akan terlihat deretan software-software (ditandai secara alphabet a, b, c, d, dan seterusnya).
Untuk menghapusnya, cukup dengan memilih salah satu (atau semua) nama program yang ada dan tekan tombol Del.
Jika muncul jendela konfirmasi untuk penghapusan data, tekan Yes.
Membersihkan Recent Documents
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoRecentDocsHistory.
Klik ganda pada NoRecentDocsHistory dan masukkan angka 1 pada bagian Value Data.
Menghilangkan Info Tip Pada Ikon Folders Di Desktop
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Klik ganda pada FolderContentsInfoTip dengan angka 0.
Mengunci Taskbar
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Klik ganda pada TaskBarSizeMove dan masukkan angka 0 pada Value Data.
Menghapus Past Items Icons Pada Taskbar
HKEY_CURRENT_USERSoftwareMicrosoftWindowsCurre ntVersionExplorerTrayNotify
Hapus IconStreams dan PastIconsStream, kemudian buka Task Manager, pada Tab Processes klik kanan pada explorer.exe dan pilih End Process.
Klik menu File > New Task (Run) dan ketikan kembali explorer dan tekan OK.
Menyembunyikan System Tray
HKEY_LOCAL_MACHINESoftwareMicrosoftWindowsCurr entVersionPoliciesExplorer
Jika key Explorer belum ada buatlah sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoTrayItemsDisplay.
Klik ganda NoTrayItemsDisplay dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Untuk mengembalikan System Tray masukkan angka 0 pada Value Data.
Menonaktifkan Klik-kanan Pada Desktop
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoViewContextMenu.
Klik ganda pada NoViewContextMenu dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Mengubah Waktu Delay Ketika Membuka Menu
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Desktop
Klik ganda pada MenuShowDelay dan ubah angka milidetik yang semula 400 menjadi angka lain. Semakin kecil semakin cepat.
Mengatur Ukuran Ikon Di Desktop Dan Start Menu
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Desktop/WindowMetrics
Klik ganda pada Shell Icon Size dan ubah angka 32 menjadi angka lainnya, misalnya 10.
Mengganti Warna Windows
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Colors
Klik ganda Window dan masukkan kombinasi warna RGB (gunakan Adobe PhotoShop untuk menemukan kombinasi warna yang sesuai).
Mengganti Warna Teks Dalam Windows
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Colors
Klik ganda WindowText dan masukkan kombinasi warna RGB.
Menghilangkan Tab Screen Saver
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/System
HKEY_LOCAL_MACHINE/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/System
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoDispScrSavPage.
Klik ganda NoDispScrSavPage dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Mengganti Screen Saver Lewat Registry
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Desktop
Klik ganda SCRNSAVE.EXE kemudian masukkan path tempat file Screen Saver yang diinginkan.
Contoh: C:WINDOWSScreenSaver.scr
Menonaktifkan Default Screen Saver
HKEY_USERS/.DEFAULT/Control Panel/Desktop
Klik ganda ScreenSaveActive dan masukkan angka 0 pada Value Data.
Untuk mengembalikannya masukkan angka 1 pada Value Data.
Menghilangkan Tanda Anak Panah Pada Ikon Shortcut
HKEY_CLASSES_ROOT/Inkfile
HKEY_CLASSES_ROOT/piffile
Ubah nama IsShortcut menjadi IsShortcuts.
Mengubah Style Wallpaper
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Desktop
Klik ganda pada WallpaperStyle dan masukkan angka sebagai berikut di Value Data:
1 > Center
2 > Stretch
3 > Tile
Menonaktifkan Peringatan Low Disk Space
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/PoliciesExplorer
Buatlah sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoLowDiskSpaceChecks.
Klik ganda NoLowDiskSpaceChecks dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Menonaktifkan Menu Properties My Computer
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoPropertiesMyComputer.
Klik ganda NoPropertiesMyComputer dan masukkan angka 1 pada Value Data.
HKEY_LOCAL_MACHINE/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies/Explorer
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoPropertiesMyComputer.
Klik ganda NoPropertiesMyComputer dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Jika key Explorer tidak ada, buat yang baru dengan mengklik menu Edit > New > Key dan beri nama Explorer.
Mengubah Ukuran CoolSwitch
(Coba Tekan Alt+Tab, itulah yang disebut dengan CoolSwitch)
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Desktop
HKEY_USERS/.DEFAULT/Control Panel/Desktop
Klik CoolSwitchColumns dan aturlah seberapa panjang CoolSwitch ini akan ditampilkan dengan memasukkan angka yang diinginkan pada Value Data.
Kemudian klik CoolSwitchRows dan lakukan hal yang serupa.
Menonaktifkan Fungsi CoolSwitch
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Desktop
HKEY_USERS/.DEFAULT/Control Panel/Desktop
Klik ganda pada CoolSwitch dan masukkan angka 0.
Menonaktifkan Animasi Pada Windows XP
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Desktop/WindowMetrics
Klik ganda pada MinAnimate dan masukkan angka 1 untuk menonaktifkan, dan 0 untuk mengaktifkannya kembali.
Mengubah Tombol Kiri Menjadi Tombol Kanan Pada Mouse
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Mouse
Klik ganda pada SwapMouseButtons dan beri angka 1 pada Value Data.
Mengubah Gulungan Baris Pada Scroll Mouse
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Desktop
Klik ganda WheelScrollLines masukkan angka yang diinginkan (sesuai dengan baris yang hendak digulung) pada Value Data.
Menyembunyikan System Properties Pada Control Panel
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/don’t load
Buatlah sebuah String Value baru dan beri nama sysdm.cpl.
Klik ganda sysdm.cpl dan masukkan input Yes pada bagian Value Data.
Menonaktifkan Display Properties
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Policies
Pada bagian subkey Policies, buat sebuah key baru dengan cara Edit > New > Key dan beri nama System.
Kemudian di subkey System, buatlah sebuah DWORD Value baru dan beri nama NoDispCPL.
Klik ganda NoDispCPL dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Mengatur Kecepatan Repeat Rate Keyboard
HKEY_CURRENT_USER/Control Panel/Keyboard
Klik ganda KeyboardSpeed dan masukkan nilai yang diinginkan. Semakin tinggi angkanya, semakin cepat pula Repeat Rate-nya.
Teks Bergaris Bawah Pada Notepad
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Notepad
Klik ganda lfUnderline dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Mode Word Wrap Pada Notepad
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Notepad
Klik ganda fWrap dan masukkan angka 1 pada Value Data.
Status Bar Pada Notepad
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Notepad
Klik ganda StatusBar dan masukkan angka 1 pada Value Data.
DVD Di Windows Media Player
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/MediaPlayer/Player/Settings
Pilih menu Edit > New > String Value dan beri nama DVDUI.
Klik ganda DVDUI dan masukkan teks Yes pada Value Data.
Menambah Identitas Windows Media Player
HKEY_CURRENT_USER/Software/Policies/Microsoft
HKEY_LOCAL_MACHINE/SOFTWARE/Policies/Microsoft/Windows
Klik Edit > New > Key dan beri nama WindowsMediaPlayer.
Klik Edit > New > String Value dan beri nama TitleBar.
Klik ganda TitleBar dan masukkan teks yang diinginkan pada Value Data.
Mengubah Tombol Stop Menjadi Tombol Play Pada Windows Media Player
HKEY_LOCAL_MACHINE/SOFTWARE/Microsoft/MediaPlayer/Objects/StopButton
Klik ganda onclick dan masukkan teks player.controls.play() pada Value Data.
Memilih Pemutar CD Audio Default
HKEY_CLASSES_ROOT/AudioCD/Shell/Play/Command
Klik ganda (Default) dan masukkan path software yang anda inginkan sebagai pemutar CD Audio secara default.
Misalnya: C:Program FilesWindows Media Playerwmplayer.exe
Mengembalikan Akses Ke CD-ROM
Setelah menguninstall sebuah program pembakar CD, adakalanya CD-ROM tidak bisa lagi diakses, solusinya:
HKEY_LOCAL_MACHINESYSTEMCurrentControlSetContro lClass{4D36E965-E325-11CE-BFC1-08002BE10318}
Hapus subkey LowerFilters dan UpperFilters dengan menekan tombol Del.
Memperkecil Ukuran Thumbnail Untuk Windows Explorer
HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer
Pilih menu Edit > New > Binary Value dan beri nama ThumbnailSize.
Klik ganda ThumbnailSize dan masukkan angka 20 pada Value Data.
Membuat Shortcut Menu Pribadi Di Windows Explorer
HKEY_CLASSES_ROOT/Drive/Shell
Pilih Edit > New > Key dan beri nama Winamp sebagai contohnya.
Klik ganda option (Default) disisi kanan registry editor dan masukkan teks Winamp.
Klik subkey Winamp dan pilih menu Edit > New > Key dan beri nama Command.
Klik ganda option (Default) dan masukkan path C:Program FilesWinampWinamp.exe pada Value Data.
Enkripsi Melalui Menu Konteks
HKEY_LOCAL_MACHINE/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/Advanced
Buat sebuah DWORD Value baru dan beri nama EncryptionContextMenu.
Klik ganda EncryptionContextMenu dan masukkan angka 1 pada Value Data.
HKEY_LOCAL_MACHINESOFTWAREMicrosoftWindowsCurr entVersionExplorer
Jika belum ada, pilih Edit > New > Key dan beri nama sesuai dengan drive yang diinginkan [contohnya: C untuk drive C:]
Pada value tersebut, buat sebuah Key baru lagi dan beri nama DefaultIcon.
Klik ganda option (Default) dan masukkan path tempat ikon berada (contohnya: D:DocumentsC Drive Icon.ico).

Selasa, 08 November 2011

Obat Obat Kardiovaskuler

  1. Obat Gagal Jantung.
    1. Diuretik.
  • Furosemide
Dikenal sebagai ”loop diuretic”, oleh karena loop hande.
Efek :
  1. Memperlambat reabrorbsi natrium dan chlorida.
  2. Mempercepat diuresis.
  3. sebagai vasodilatasi arteri renalis.
Indikasi :
  1. Gagal jantung.
  2. Oedema pulmo.
  3. Oedema perifer.
  4. Hipertensi emergensi.
  5. Syndroma neprotik.
Kontra Indikasi :
  1. Asidosis metabolic.
  2. Peningkatan azolemia.
  3. Kehamilan / menyusui
Dosis : 1 – 5 mg ? Dosis maximal : 30 – 40 mg / 24 jam.
Nursing Point :
  1. Sebaiknya diberikan pada pagi hari, kecuali keadaan tertentu (emergency)
  2. Monitoring balance : intake dan output.
  3. Monitoring blood pressure, elektrolit, BB, dan oedema.
Jenis diuretic lain : HCT, Spirolactone.
  1. ACE Inhibitor.
  • Short acting           : Captopril, tenise, elapril.
  • Long acting            : Lisinopril.
Efek :
  1. Menghambat pembentukan angiotensi II.
  2. Menurunkan preload dan after load.
  3. Hiperkalemia, fatique, sakit kepala.
  4. Vasodilatasi sistemik.
Indikasi :
  1. Gagal jantung.
  2. Hipertensi.
Kontra Indikasi :
Kehamilan, stenosis arteri renalis, engiodema.
Nursing Point :
  1. Monitoring blood pressure sebelum, saat dan sesudah pemberian.
  2. Monitor sakit kepala dan batuk.
  3. Monitor fungsi ginjal (gagal ginjal biasa terjadi hipokalemi)
  4. Pemakaian jangka panjang bias terjadi ”Impoten”.
  1. Digitalis.
Lanoxin, fargoxin (digoxin).
Efek :
  1. Menyekat sodium yang merupakan membran bond.
  2. Inotropik positif (meningkatkan kontraktilitas myocard).
  3. Kronotasik negatif (menurunnya laju heart rate).
Indikasi :
  1. Gagal jantung.
  2. Ventrikel vibrilasi.
Kontra Indikasi :
  1. Total AV Blok.
  2. Hypokalemia.
  3. Gagal ginjal.
  4. Kardiomyopati dan sindrom WPW.
Nursing Point :
  1. Monitoring tanda-tanda intoxikasi : mual, pusing, pandangan kabur.
  2. Nilai terapeutik sempit :1 – 2 mg / 24 jam.
  3. Hipokalemia dapat menyebabkan intoksikasi.
  4. periksa digoxin level : diambil 6 jam setelah minum obat terakhir.
  1. Inotropik.
    1. Dopamin.
Merupakan Inotropik positif dan kronotopik positif.
Efek :
  1. Merangsang saraf simpatis.
  2. Merangsang reseptor beta I adrenergis dan resptor dopaminergik.
Dosis :
  1. Rendah (renal dose).
0,5 – 2 mg / kg BB / menit atau 2 – 5 mg / kg BB /menit.
Efek :
  • Merangsang reseptor dopaminergik yang menghasilkan vasodilator pembuluh darah renal, mesentrika dan spasme.
  • Heart ratye dan curah jantung bila meningkat.
  1. Sedang.
5 – 10 mh /kg BB / menit.
Efek :
  • Merangsang reseptor alfa dan beta miocard.
  • Terjadi pelapasan non epineprin
  • Curah jantung meningkat, HR meningkat, BP meningkat.
  1. Tinggi.
10 – 15 mg / kg BB / menit
Efek :
Biasa terjadi vasokonstriksi sistemik, sehingga BP meningkat.
Nursing Point :
  1. Monitoring BP, HR, ECG : Aritmia.
  2. Monitoring tanda-tanda vasokonstriksi perifer : akral dingin. Sianosis perifer.
  3. monitoring efek samping : mual, muntah, hipertensi.
  1. Dobutamin.
Merupakan inotropik murni.
Efek :
Menstimulasi adrenoreseptor untuk meningkatkan kontrktilitas miocard.
Dosis :
  • Rendah
2 – 5 mg / kg BB / menit.
Efek :
Meningkatkan kontraktilitas (C.O) tanpa meningkatkan HR.
  • Sedang
5 – 10 mg / kg BB / menit.
Efek :
Meningkatkan kontraktilitas miocard (C.O meningkat) dengan penurunan tekanan kapasitas paru.
  • Sedang
10 – 20 mg / kg BB / menit.
Efek :
Meningkatkan cardiac output (kontraktilitas.
Nursing Point :
  1. Monitor BB, HR, irama ECG.
  2. Monitor efek samping : mual, muntah, sakit kepala, papitasi dan tremor.
  1. Non Adrenalin (vascon /Levoped)
Dosis : 0,01 – 0,2 mg / kg BB / menit.
II.  Obat Anti Angina.
  1. Beta Bloker.
Efek :
  • Menekan reseptor beta sehingga denyut jantung dan kontraksi jantung menurun.
  • Mengurangi kebutuhan oksigen (demand) dan meningkatkan suplai oksigen ke myocard.
    • Kardio Selektif              : Tidak menyebabkan broncho spasme (metoprolol,
Jenis beta bloker
atenolol, ace butanol.
  • Non Kardio Selektif       : Dapat menyebabkan broncho spasme (propanolol,
nadalol, pindalol).
Efek Samping :
  1. Gagal jantung.
  2. AV Blok.
  3. Depresi.
  4. Spasme bronkus
Indikasi :
  1. Angina pectoris.
  2. Aritmia.
  3. Hipertensi.
Nursing Point :
  1. Monitor BP dan HR sebelum pemberian.
  2. Monitoring terhadap gagal jantung.
  3. Monitoring terhadap efek sentral : mimpi buruk, gangguan sexual, pusing dan palpasi.
  1. Calsium Antagonis.
Efek :
  1. Vasodilator dan menurunkan tahanan perifer.
  2. Menghambat pemasukan kalsium kedalam sel.
  3. Memperpanjang remode refraksi pada AV Blok.
  4. Inotropik.
Indikasi :
  1. Angina pectoris.
  2. Aritmia (SVT).
  3. Hipertensi.
Jenis Kalsium Antagonis.
  1. Verapamil : Isoptin
Efek                       : menekan jaringan ”Slow Respon”di AV Node.
Indikasi                  : Angina Variant, Anti Aritmia (SVT)
Efek samping         : Sakit kepala, berdebar-debar, mual, dyspepsia, fatique,
bradikardi, AV Blok atau Asistole (jarang).
  1. Nifedipin
Efek                       : Vasodilator arteriol kuat, tetapi efek terhadap AV Node
kecil.
Indikasi                  : Angina pectoris stabil, infark dan HT.
Efek samping         : hipotensi, keringat dingin dan palpitasi oleh karena
meningkatnya tonus simpatis.
  1. Nitrat (ISDN, Cedocard, Isoket, NTG)
Efek:
  1. Relaxasi otot polos sehingga terjadi vasodilatasi.
  2. Menurunkan preload dan after load.
  3. Mengurangi kebutuhan O2 miokard dan meningkatksn suplai O2 ke mikard.
Indikasi :
  1. Angina Pektoris.
  2. Gagal jantung.
  3. hipertensi.
  4. ischemik / infark miokard. Sediaan : oral, SL, IV, Transderma.
Nursing Point :
  • Periksa tekanan darah sebelum pemberian.
  • Monitor efek obat terhadap nyeri dada.
  • Monitor efek samping : mual, muntah, sakit kepala.
  1. Obat Anti Koogulansi.
    1. Anti Koagulan ( Heparin, lovenox, fraxiparine, arixtra
Efek :
  • Menghambat bekuan darah dengan mengubah protrombin menjadi trombin.
  • Menghambat agregasi platelet oleh trmbin.
  • Mencegah trmbo emboli di arteri dan vena.
Indikasi :
  • Infark miocard.
  • U A P.
  • DIC ( Disseminated Intravaskuler Coagulation )
Kontra Indikasi :
  • Ada kecenderungan perdarahan.
  • Gastritis erosive (gastric ulcer)
  • Klien menjalani bedah otak atau spinal cord.
  • Gagal ginjal atau hepar
  1. Anti Trombolitik / Fibrinolitik
  2. Anti Platelet ( Plavix, aspilet, ticlid, agrastac, leoprol )
IV.  Obat Anti Aritmia / Disritmia.
Dibagi menjadi 4 kelas:
KELAS I
Anti anastetik local dan menghambat chanel Na+
Dibagi menjadi 3 sub kelas :
Kelas I A
Memperpanjang masa refakter dan memperlambat konduksi, misalnya : quinidine, procainamide, disopiramide.
  • QUINIDINE
DOSIS : 500 – 1500 MG/HARI.
  • Untuk mencegah Atrial Flutter dan Atrial Fibrilasi.
  • Untuk obat lanjutan post cardioversi.
  • Untuk terapi paroxysmal SVT dan VT.
  • PROCAINAMIDE
Dosis : 100 mg bolus (lambat sampai dengan 5 menit) Total bolus 1 – 1,5 gr.
  • Untuk VES, AF< PAT.
  • Kontra indikasi : SLE< myasthenia gravis.
  • DISOPIRAMIDE
Dosis loading : 2 mg / kg BB diberikan dalam 5 – 10 menit. Total dosis tidak boleh > 150 mg.
  • Untuk SVT akut berulang.
  • Kontra indikasi : AV Block, gagal jantung, gagal ginjal.
Kelas I B
Memperpebdek masa refrakter.
Misalnya: lignocain, mexitec (mexiletine).
  • LIDNOCAIN.
DOSIS BOLUS : 1 – 2 MG / KG BB dalam 5 menit, dapat diulang setelah 3  – 5 menit, tidal boleh > 300 mg dalam waktu 1 jam.
  • Indikasi : aritmia ventrikel karena iskemik atau infark (VT).
  • Kontra Indikasi : AV Block, gagal jantung, syok.
  • MEXILETINE.
Dosis : 200 – 250 mg dalam 10 menit.
Dosis maintenance : 0,5 mg / menit.
  • Indikasi : VT dan aritmia ventrikel lain.
Kelas I C
Sangan memperlambat produksi.
Efek minimal terhadap masa refrakter.
  • FLECAINIDE
Dosis intra vena           : 2 mg / kg BB dalam 10 menit.
Total dosis                   : 150 mg
Dosisi oral                    : 2 x 100 mg / hari.
  • Indikasi : ventrikel ectopic dan takikardi.
  • Kontra Indikasi : AV Block 2, aritmis karena infark.
KELAS II
(Beta bloker = beta adrenergic bloker)
indikasi : Aritmia ventrikel, angina pectoris dan hipertensi.
Kontra Indikasi : asma bronchial, PPOK, CHF.
Atenokal :
Dosis oral   : 50 – 100 mg / hr (1x/hr)
IV               : 2,5 mg selama 2 – 3 hari, dapat diulang setelah 5
Menit, dosis max. 20 mg.
Metoprolol :
Dosis oral   : 50 mg / hari (2x / hari)
IV               : 5 mg dalam 5 menit, dosis max. 20 mg.
KELAS III
Meperpanjang masa refrakter / prolog repolaritation.
  • Amiodaron ( cordaron = kendaron )
    • Indikasi : VT, SYT berulang.
    • Kontra Indikasi : sinus bradikardi, AV Block, sick sinus syndrom, penyakit tiroid.
    • Dosis : IV bolus : 5 mg / BB  oplos NaCl 0,9 % habis dalam 5 menit. Dosis pemeliharaan 900 mg / 24 jam. Atau IV bolus 150 mg dalam 1 menit, bias diulang 150 mg dalam 10 menit (bila masih VT).
    • Dosis maintenance : 1 mg / Kg BB / jam habis dalam 6 jam, dilanjutkan ½ mgb / Kg BB / jam habis dalam 18 jam, kemudian dilanjutkan per oral.
    • Efek samping : hypertensi, bradikardi, alveolitis paru, memperburuk CHF.
KELAS IV
( Calsium Chanel Blocker )
Menghambat pemasukan calsium kedalam sel dan otot polos, sehingga dpat mencegah kontraksi dan menurunkan after load.
  • Veropamil.
    • Indikasi : Supra ventrikel aritmia.
    • Dosis IV bolus 5 – 10 mg dalam 5 menit, dapat diulang setelah 5 menit sebesar 5 mg.
    • Dosis oral : 40 – 160 mg 3x / hari.
    • Efek samping : Hypotensi
NARKOTIK ANALGETIK
Dalam keadaan emergensi, obat narkotik analgetik sering digunakan pada kasus-kasus kardiovaskuler. Disamping mempunyai efek anti nyeri yang kuat (pada ACS / infark). Narkotik analgetik mempunyai efek sedasi yang bermanfat untuk mengurangi kecemasan dan beberapa efek lain yang menguntungkan.
  1. Morphin.
Efek: -  Analgetik kuat, langsung menekan respon nyeri di syaraf
pusat.
- Vasodilatasi vaskuler menrunkan afterload.
Indikasi : diberikan pada ACS / infark left ventrikel.
Karena efek vasodilatasi dan menurunkan after load, morphin sangat bermanfaat untuk mengurangi kerja LV / LU yang mengalami penurunan kontraktilitas.
Dosis : SC 5 mg, IV star 0,5 mg / jam.
  1. Pethidin.
Efek :- Analgetik narkotik kuat, langsung menekan reseptor nyeri dan
system saraf pusat.
- Vasokontriksi, meningkatkan after load.
Indikasi : diberikan pada ACS atau infark RV (Right Ventrikel). Karena efek vaso kontriksi, meningkatkan after load, pethidin bermanfaat untuk menyeimbangkan low out put bila terjadi penurunan kontraktilitas RV.
Dosis : SC / IV : 0,5 – 1mg / Kg BB.

Gagal Jantung dan Penanganannya


Gagal jantung atau decompensatio cordis didefinisikan sebagai keadaan menurunnya performa myocardial (otot-otot jantung)  jantung.

Gambar: struktur jantung, ruang jantung dan arah aliran darah (courtesy: Guyton)
Gagal jantung dapat terjadi secara sistolik ataupun diastolik. Pada gagal jantung sistolik terjadi penurunan fungsi kontraksi ventrikel kiri yang diistilahkan penurunan fraksi ejeksi. Sedangkan pada gagal jantung diastolik tidak terjadi penurunan fraksi ejeksi.
Gambar: Fase-fase jantung dalam keadaan normal. Fase sistolik disebut juga sebagai fase ejeksi dimana terjadi kontraksi dan pengosongan ventrikel. Sedangkan fase diastolik disebut juga dengan pengisian ventrikel. (courtesy: Guyton).
Penyebab (etiologi) gagal jantung
Gagal jantung merupakan suatu diagnosis fisiologis sedangkan penyakit-penyakit penyebabnya menjadi diagnosis etiologi.
Di antara penyebab gagal jantung yang paling umum adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, penyakit katup jantung (meliputi mitral stenosis atau regurgitasi), kardiomyopati.

Gambar: beberapa penyebab gagal jantung.(courtesy: Euan A Ashley)
Patofisiologi gagal jantung
Kerja jantung disebut juga dengan Cardiac Output yaitu Stroke Volume Heart Rate (HR= jumlah denyut jantung permenit). (volume darah sekali pompa)  dikalikan dengan
CO = SV × HR
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung adalah:
  1. Ventricular preload (aliran darah balik ke ventrikel)
  2. Ventricular afterload (kemampuan ventrikel memompa darah)
  3. Myocardial contractility (kontraktilitas otot jantung)
Secara normal kerja otot jantung memenuhi Hukum Frank-Starling. Hukum Frank-Starling berbunyi: “Dalam batas fisiologis, jantung akan memompakan  semua darah dari vena menuju aorta tanpa ada bendungan” dengan kata lain preload adalah sebanding dengan afterload.
Namun pada gagal jantung hukum ini sudah tidak berlaku lagi.

Gambar: curva Frank-Starling, sumbu y adalah gaya kontraksi sedangkan sumbu x adalah preload. Curva menunjukkan bahwa semakin bertambah preload maka gaya kontraksi akan meningkat sesuai gambar. (1)  keadaan hipovolemia, (2) berfungsi optimal, (3) keadaan hipervolemia dan (4) keadaan gagal jantung. (courtesy: Terry Des Jardins)
Berbagai penyakit etiologi di atas dapat menurunkan kerja jantung sehingga Hukum Frank-Starling tidak berlaku lagi. Mekanisme penurunan kerja jantung karena penyakit-penyakit di atas dapat diterangkan melalui gambar di bawah ini.

Gambar: mekanisme terjadinya gagal jantung oleh berbagai penyakit etiologi. (courtesy: Despopoulos)
Berbagai penyebab di atas menimbulkan penurunan kontraktilitas otot jantung dengan akibat akhir kegagalan sistolik dan kegagalan pengisian jantung (diastolic failure). Turunnya kedua sistolik dan diastolik menyebabkan turunnya stroke volume (SV).
Pada keadaan terkompensasi, jantung akan mempercepat denyutnya (HR) untuk mendapatkan Cardiac Output yang optimal sesuai rumus: CO =  HR × SV.  Tetapi pada keadaan otot jantung yang hipertropi (penebalan otot jantung) dan dilatasi (pelebaran jantung), terjadilah keadaan dekompensasi sehingga berapa pun HR yang ditimbulkan, CO tidak akan memenuhi perfusi (aliran darah) jaringan perifer. Keadaan ini dinamakan gagal jantung (decompensatio cordis).
Dan yang lebih mengenaskan lagi adalah turunnya perfusi jaringankeadaan hormonal sistemik yang memperparah gagal jantung itu sendiri sehingga terjadilah circulus vitreosus (lingkaran setan). menimbulkan
Keadaan hormonal sistemik tersebut adalah peningkatan ADH (antidiuretic hormone), peningkatan rennin-angiotensin system dan peningkatan system simpatis. Ini semua memperparah gagal jantung.

Gambar: hipoperfusi organ menyebabkan peningkatan hormonal yang akan memperparah gagal jantung. (courtesy: Terry Des Jardins)
Gejala dan  Tanda
Penyakit gagal jantung memiliki sign (tanda) dan symptom (gejala atau keluhan).
Symptom
Gejala utama gagal jantung adalah sesak. Penyebab sesak adalah vascular congestion (bendungan aliran darah) akibat peningkatan preload jantung kiri sehingga menurunkan oksigenasi pulmonal. Penyebab sesak yang lain adalah turunnya perfusi jaringan perifer.
Macam-macam sesak bisa berupa orthopnea yaitu sesak ketika terlentang dan berkurang dengan meninggikan kepala. Ini terjadi karena terjadi penumpukan aliran balik yang menyebabkan peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri. Derajat orthopnea dapat dinilai dengan banyaknya bantal yang digunakan oleh penderita.
Tipe sesak yang lain adalah paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) yaitu sesak mendadak di tengah malam. Alasan terjadinya sama seperti pada orthopnea yaitu peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri. Biasanya pasien terbangun dan ingin menambah bantal lagi sehingga kepala lebih tinggi.
Gejala batuk dapat menyertai sesak. Batuk biasanya berdahak berwarna merah muda, dahak berbusa dan kadang-kadang ada serat darah sebagai akibat edema (pembengkakan) paru.  Pasien juga tampak cemas.
Selain itu pasien dapat mengalami nocturia yaitu banyak kencing di malam hari sebagai akibat dari peningkatan renal blood flow (aliran darah ke ginjal) pada malam hari.
Sign
Sedangkan tanda yang sering dijumpai adalah edema (pembengkakan) pada daerah di bawah jantung yaitu daerah ekstremitas bawah dan daerah perineal. Ini disebabkan tingginya tekanan hidostatik pembuluh balik sehingga terjadi transudasi (peresapan cairan) dari vena ke daerah interstisial. Transudasi di rongga abdomen disebut asites. Tanda edema ini dominan pada gagal jantung kanan.
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai pembesaran jantung dan liver.
Pada auskultasi jantung dapat ditemukan suara 3 (S3) atau ventricular gallopS4) atau atrial gallop. (gallop= suara seperti telapak kuda yang berlari). Bisa juga ditemukan juga suara 4 (
Pada auskultasi paru didapatkan ronchi basal sebagai akibat dari transudasi cairan dari kapiler paru ke alveoli akibat peningkatan tekanan ventrikel kiri.
Dapat pula ditemukan distensi (pembendungan) vena leher. Ini karena tingginya tekanan aliran vena cava superior.

Gambar: cara menentukan JVP (Jugular Venous Pressure=Tekanan Vena leher). Tinggi bendungan ditarik garis datar sehingga terbaca angka pada penggaris kemudian ditambah 5 cm maka ketemulah tekanan atrium kanan (cmH2O). (courtesy: Jennifer A. Taylor)
Jadi jika sign yang dominan maka orang itu menderita gagal jantung kanan dan jika symptom yang dominan maka gagal jantung kiri. Dan jika kedua-duanya muncul dengan jelas maka disebut gagal jantung congestif (bendungan).

Gambar: seseorang dengan gagal jantung congestif. Sign dan symptom kedua-duanya muncul. (courtesy: Silbernagl).
Investigasi
Pemeriksaan ECG menunjukkan LVH (Left Ventricular Hypertrophy: hipertropi ventrikel kiri). Pola khas adalah LVH plus ST depresi. Dapat juga terjadi gambaran aritmia.

Gambar: gambaran LVH

Gambar: gambaran ST depresi

Gambar: ventricular arrhythmia dengan PVC (Premature Ventricular Contraction)
Pada X-foto dada didapatkan gambaran cardiomegali (pembesaran jantung), bat’s wing sebagai tanda edema alveolar, efusi pleura, garis Kerley B dan penonjolan pembuluh darah lobus atas.


Gambar: Gambaran X-foto thorax dengan kardiomegali (pembesaran jantung) efusi pleura karena gagal jantung
Laboratorium
Pada pemeriksaan Natrium serum didapatkan hiponatremia (< 130 mmol/L) sebagai tanda pengenceran darah dan sebagai indikator prognostic yang kuat. Kalium serum akan berubah sebagai akibat pemberian obat-obat seperti diuretik dan pertahankan antara 4,25-5 mmol/L untuk menghindari aritmia jantung.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan tanda dan gejala gagal jantung kemudian disokong dengan pemeriksaan laboratorium, ECG dan foto thorax. Histori penyakit digunakan untuk menentukan diagnosis etiologi. Untuk gagal jantung kronis perlu ada klasifikasi berat ringannya penyakit. Klasifikasi yang digunakan adalah menurut New York Heart Association (NYHA):

Gambar: klasifikasi gagal jantung menurut NYHA (courtesy: Terry Des Jardins)
Tatalaksana
Gagal jantung akut
Untuk gagal jantung akut kita tangani dulu edema parunya dengan:
  1. Dudukkan pasien agak tinggi
  2. Berikan O2 aliran tinggi
  3. Berikan diamorfin (2,5-5 mg intravena)
  4. Berikan golongan nitrat seperti ISDN (Cedocard dari Darya Varia) pertama kali sublingual kemudian isosorbid mononitrat (Imdur dari Astra Zeneca) 2-10 mg perjam intravena. Pemberian nitrat dianjurkan dengan syarat tekanan darah  sistol di atas 100 mmHg
  5. Berikan loop diuretic seperti furosemid (Naclex dari Pharos) 40-80 mg intravena pelan
Bagaimana jika tekanan darah sistol kurang dari 70 mmHg?
American Heart Association memberikan rekomendasi berikut:
  • Jika tekanan darah sistol kurang dari 70 mmHg, berikan norepinefrin (Vascon dari Fahrenheit atau Raivas dari Dexa Medica) 0,5-30,0 μg/menit intravena
  • Jika tekanan darah sistol antara 70-100 mmHg dan terdapat tanda-tanda syok maka dapat dipertimbangkan pemberian dopamine (Indop dari Fahrenheit) dengan rentang 2,5-15,0 μg/kg/menit intravena
  • Jika tekanan darah sistol antara 70-100 mmHg tanpa ada tanda-tanda syok maka dapat dipertimbangkan pemberian dobutamin (Dobuject dari Dexa Medica) 2-20 μg/kg/menit intravena
Demikian rekomendasi American Heart Association.
Jika tidak ada perbaikan maka pasien dirujuk ke cardiovascular centre untuk dilakukan pemasangan Intra-aortic balloon pump (IABP) counterpulsation. Balon dimasukkan melalui Arteri Femoralis menuju aorta desenden dengan dipandu ECG. Ditiup dengan helium pada saat diastole kemudian dikempiskan sesaat sebelum sistol. Tujuan pemasangan IABP adalah untuk memperbaiki perfusi koroner dengan meningkatkan tekanan aorta asenden selama diastole dan mendorong perfusi sistemik dengan menurunkan hambatan pada ejeksi ventrikel.

Gambar: pemasangan balon (courtesy: Terry des Jardins)
Gagal jantung kronik
Untuk terapi medikamentosa pada gagal jantung kronik maka kita mengacu pada paradigma memutuskan lingkaran setan yaitu memutus system rennin-angiotensin, menurunkan pengaruh ADH dan juga pengaruh system simpatis sebagaimana yang dijelaskan pada patofisiologi.
Di antara terapinya adalah:
  1. Restriksi (batasi) cairan
  2. Diet rendah garam
  3. Diuretic, dipilih golongan loop diuretic seperti tablet furosemid (NaclexPharos) sehari sekali dan jika terjadi retensi cairan yang persisten berikan 2 kali sehari. Jika ada hipokalemi maka dapat dipilih golongan hemat kalium seperti spironolakton (Aldacton dari Soho) dengan dosis rendah (25-50 mg) selama 1 minggu. Ukurlah secara berkala serum kreatinin dan elektrolit. dari
  4. Pemutus rantai rennin-angiotensin, bisa digunakan ACE inhibitor seperti captopril (Farmoten dari Fahrenheit) 6,25 mg 2 kali sehari atau lisinopril (Interpril dari Interbat) 2,5 mg perhari (dosis inisial). Bisa juga diberikan ARB seperti cendesartan (Blopress dari Takeda) dengan dosis awal 4 mg perhari. Hendaknya tekanan darah dicek setelah 1 minggu pemberian obat pemutus rennin-angiotensin.
  5. Untuk mengurangi pengaruh simpatik dapat digunakan β-blocker seperti carvedilol (Dilbloc dari Roche)  12,5 mg (1-2 hari) kemudian 25 mg. Obat ini berfungsi sebagai non selektif  β-blocker, α-antagonis dan antioksidan. Hati-hati pada pasien dengan riwayat asma bronchial, bradikardi dan A-V block derajat 2-3.
  6. Untuk meningkatkan kontraktilitas dapat digunakan digoxin (Lanoxin dari GlaxoSmithKline) 0,25-0,75 mg perhari selama 1 minggu. Obat ini memiliki pengaruh inotropik positif dan kronotropik negative. Sangat tidak dianjurkan pada pasien dengan hipokalemia.
  7. Untuk vasodilatasi dapat dikombinasi hidralazin dan nitrat dengan tujuan menurunkan afterload sehingga cardiac output menjadi optimal.
  8. Juga hindari stress psikologi pada pasien.
Berikut ini petunjuk terapi gagal jantung kronis sesuai NYHA:

Keterangan: ACEI: Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor, BB: β-blocker, ARB: Angiotensin Receptor Blocker.
Semoga bermanfaat.
Buku bacaan:
  1. Fisiologi Guyton
  2. Anatomy and Physiology of Cardiopulmonary System
  3. Atlas of Pathophysiology
  4. Cardiology, explained
  5. Taylor’s Cardiovascular Diseases
  6. Cardiology in Family Practice