Entri Populer

Selasa, 08 November 2011

Obat Obat Kardiovaskuler

  1. Obat Gagal Jantung.
    1. Diuretik.
  • Furosemide
Dikenal sebagai ”loop diuretic”, oleh karena loop hande.
Efek :
  1. Memperlambat reabrorbsi natrium dan chlorida.
  2. Mempercepat diuresis.
  3. sebagai vasodilatasi arteri renalis.
Indikasi :
  1. Gagal jantung.
  2. Oedema pulmo.
  3. Oedema perifer.
  4. Hipertensi emergensi.
  5. Syndroma neprotik.
Kontra Indikasi :
  1. Asidosis metabolic.
  2. Peningkatan azolemia.
  3. Kehamilan / menyusui
Dosis : 1 – 5 mg ? Dosis maximal : 30 – 40 mg / 24 jam.
Nursing Point :
  1. Sebaiknya diberikan pada pagi hari, kecuali keadaan tertentu (emergency)
  2. Monitoring balance : intake dan output.
  3. Monitoring blood pressure, elektrolit, BB, dan oedema.
Jenis diuretic lain : HCT, Spirolactone.
  1. ACE Inhibitor.
  • Short acting           : Captopril, tenise, elapril.
  • Long acting            : Lisinopril.
Efek :
  1. Menghambat pembentukan angiotensi II.
  2. Menurunkan preload dan after load.
  3. Hiperkalemia, fatique, sakit kepala.
  4. Vasodilatasi sistemik.
Indikasi :
  1. Gagal jantung.
  2. Hipertensi.
Kontra Indikasi :
Kehamilan, stenosis arteri renalis, engiodema.
Nursing Point :
  1. Monitoring blood pressure sebelum, saat dan sesudah pemberian.
  2. Monitor sakit kepala dan batuk.
  3. Monitor fungsi ginjal (gagal ginjal biasa terjadi hipokalemi)
  4. Pemakaian jangka panjang bias terjadi ”Impoten”.
  1. Digitalis.
Lanoxin, fargoxin (digoxin).
Efek :
  1. Menyekat sodium yang merupakan membran bond.
  2. Inotropik positif (meningkatkan kontraktilitas myocard).
  3. Kronotasik negatif (menurunnya laju heart rate).
Indikasi :
  1. Gagal jantung.
  2. Ventrikel vibrilasi.
Kontra Indikasi :
  1. Total AV Blok.
  2. Hypokalemia.
  3. Gagal ginjal.
  4. Kardiomyopati dan sindrom WPW.
Nursing Point :
  1. Monitoring tanda-tanda intoxikasi : mual, pusing, pandangan kabur.
  2. Nilai terapeutik sempit :1 – 2 mg / 24 jam.
  3. Hipokalemia dapat menyebabkan intoksikasi.
  4. periksa digoxin level : diambil 6 jam setelah minum obat terakhir.
  1. Inotropik.
    1. Dopamin.
Merupakan Inotropik positif dan kronotopik positif.
Efek :
  1. Merangsang saraf simpatis.
  2. Merangsang reseptor beta I adrenergis dan resptor dopaminergik.
Dosis :
  1. Rendah (renal dose).
0,5 – 2 mg / kg BB / menit atau 2 – 5 mg / kg BB /menit.
Efek :
  • Merangsang reseptor dopaminergik yang menghasilkan vasodilator pembuluh darah renal, mesentrika dan spasme.
  • Heart ratye dan curah jantung bila meningkat.
  1. Sedang.
5 – 10 mh /kg BB / menit.
Efek :
  • Merangsang reseptor alfa dan beta miocard.
  • Terjadi pelapasan non epineprin
  • Curah jantung meningkat, HR meningkat, BP meningkat.
  1. Tinggi.
10 – 15 mg / kg BB / menit
Efek :
Biasa terjadi vasokonstriksi sistemik, sehingga BP meningkat.
Nursing Point :
  1. Monitoring BP, HR, ECG : Aritmia.
  2. Monitoring tanda-tanda vasokonstriksi perifer : akral dingin. Sianosis perifer.
  3. monitoring efek samping : mual, muntah, hipertensi.
  1. Dobutamin.
Merupakan inotropik murni.
Efek :
Menstimulasi adrenoreseptor untuk meningkatkan kontrktilitas miocard.
Dosis :
  • Rendah
2 – 5 mg / kg BB / menit.
Efek :
Meningkatkan kontraktilitas (C.O) tanpa meningkatkan HR.
  • Sedang
5 – 10 mg / kg BB / menit.
Efek :
Meningkatkan kontraktilitas miocard (C.O meningkat) dengan penurunan tekanan kapasitas paru.
  • Sedang
10 – 20 mg / kg BB / menit.
Efek :
Meningkatkan cardiac output (kontraktilitas.
Nursing Point :
  1. Monitor BB, HR, irama ECG.
  2. Monitor efek samping : mual, muntah, sakit kepala, papitasi dan tremor.
  1. Non Adrenalin (vascon /Levoped)
Dosis : 0,01 – 0,2 mg / kg BB / menit.
II.  Obat Anti Angina.
  1. Beta Bloker.
Efek :
  • Menekan reseptor beta sehingga denyut jantung dan kontraksi jantung menurun.
  • Mengurangi kebutuhan oksigen (demand) dan meningkatkan suplai oksigen ke myocard.
    • Kardio Selektif              : Tidak menyebabkan broncho spasme (metoprolol,
Jenis beta bloker
atenolol, ace butanol.
  • Non Kardio Selektif       : Dapat menyebabkan broncho spasme (propanolol,
nadalol, pindalol).
Efek Samping :
  1. Gagal jantung.
  2. AV Blok.
  3. Depresi.
  4. Spasme bronkus
Indikasi :
  1. Angina pectoris.
  2. Aritmia.
  3. Hipertensi.
Nursing Point :
  1. Monitor BP dan HR sebelum pemberian.
  2. Monitoring terhadap gagal jantung.
  3. Monitoring terhadap efek sentral : mimpi buruk, gangguan sexual, pusing dan palpasi.
  1. Calsium Antagonis.
Efek :
  1. Vasodilator dan menurunkan tahanan perifer.
  2. Menghambat pemasukan kalsium kedalam sel.
  3. Memperpanjang remode refraksi pada AV Blok.
  4. Inotropik.
Indikasi :
  1. Angina pectoris.
  2. Aritmia (SVT).
  3. Hipertensi.
Jenis Kalsium Antagonis.
  1. Verapamil : Isoptin
Efek                       : menekan jaringan ”Slow Respon”di AV Node.
Indikasi                  : Angina Variant, Anti Aritmia (SVT)
Efek samping         : Sakit kepala, berdebar-debar, mual, dyspepsia, fatique,
bradikardi, AV Blok atau Asistole (jarang).
  1. Nifedipin
Efek                       : Vasodilator arteriol kuat, tetapi efek terhadap AV Node
kecil.
Indikasi                  : Angina pectoris stabil, infark dan HT.
Efek samping         : hipotensi, keringat dingin dan palpitasi oleh karena
meningkatnya tonus simpatis.
  1. Nitrat (ISDN, Cedocard, Isoket, NTG)
Efek:
  1. Relaxasi otot polos sehingga terjadi vasodilatasi.
  2. Menurunkan preload dan after load.
  3. Mengurangi kebutuhan O2 miokard dan meningkatksn suplai O2 ke mikard.
Indikasi :
  1. Angina Pektoris.
  2. Gagal jantung.
  3. hipertensi.
  4. ischemik / infark miokard. Sediaan : oral, SL, IV, Transderma.
Nursing Point :
  • Periksa tekanan darah sebelum pemberian.
  • Monitor efek obat terhadap nyeri dada.
  • Monitor efek samping : mual, muntah, sakit kepala.
  1. Obat Anti Koogulansi.
    1. Anti Koagulan ( Heparin, lovenox, fraxiparine, arixtra
Efek :
  • Menghambat bekuan darah dengan mengubah protrombin menjadi trombin.
  • Menghambat agregasi platelet oleh trmbin.
  • Mencegah trmbo emboli di arteri dan vena.
Indikasi :
  • Infark miocard.
  • U A P.
  • DIC ( Disseminated Intravaskuler Coagulation )
Kontra Indikasi :
  • Ada kecenderungan perdarahan.
  • Gastritis erosive (gastric ulcer)
  • Klien menjalani bedah otak atau spinal cord.
  • Gagal ginjal atau hepar
  1. Anti Trombolitik / Fibrinolitik
  2. Anti Platelet ( Plavix, aspilet, ticlid, agrastac, leoprol )
IV.  Obat Anti Aritmia / Disritmia.
Dibagi menjadi 4 kelas:
KELAS I
Anti anastetik local dan menghambat chanel Na+
Dibagi menjadi 3 sub kelas :
Kelas I A
Memperpanjang masa refakter dan memperlambat konduksi, misalnya : quinidine, procainamide, disopiramide.
  • QUINIDINE
DOSIS : 500 – 1500 MG/HARI.
  • Untuk mencegah Atrial Flutter dan Atrial Fibrilasi.
  • Untuk obat lanjutan post cardioversi.
  • Untuk terapi paroxysmal SVT dan VT.
  • PROCAINAMIDE
Dosis : 100 mg bolus (lambat sampai dengan 5 menit) Total bolus 1 – 1,5 gr.
  • Untuk VES, AF< PAT.
  • Kontra indikasi : SLE< myasthenia gravis.
  • DISOPIRAMIDE
Dosis loading : 2 mg / kg BB diberikan dalam 5 – 10 menit. Total dosis tidak boleh > 150 mg.
  • Untuk SVT akut berulang.
  • Kontra indikasi : AV Block, gagal jantung, gagal ginjal.
Kelas I B
Memperpebdek masa refrakter.
Misalnya: lignocain, mexitec (mexiletine).
  • LIDNOCAIN.
DOSIS BOLUS : 1 – 2 MG / KG BB dalam 5 menit, dapat diulang setelah 3  – 5 menit, tidal boleh > 300 mg dalam waktu 1 jam.
  • Indikasi : aritmia ventrikel karena iskemik atau infark (VT).
  • Kontra Indikasi : AV Block, gagal jantung, syok.
  • MEXILETINE.
Dosis : 200 – 250 mg dalam 10 menit.
Dosis maintenance : 0,5 mg / menit.
  • Indikasi : VT dan aritmia ventrikel lain.
Kelas I C
Sangan memperlambat produksi.
Efek minimal terhadap masa refrakter.
  • FLECAINIDE
Dosis intra vena           : 2 mg / kg BB dalam 10 menit.
Total dosis                   : 150 mg
Dosisi oral                    : 2 x 100 mg / hari.
  • Indikasi : ventrikel ectopic dan takikardi.
  • Kontra Indikasi : AV Block 2, aritmis karena infark.
KELAS II
(Beta bloker = beta adrenergic bloker)
indikasi : Aritmia ventrikel, angina pectoris dan hipertensi.
Kontra Indikasi : asma bronchial, PPOK, CHF.
Atenokal :
Dosis oral   : 50 – 100 mg / hr (1x/hr)
IV               : 2,5 mg selama 2 – 3 hari, dapat diulang setelah 5
Menit, dosis max. 20 mg.
Metoprolol :
Dosis oral   : 50 mg / hari (2x / hari)
IV               : 5 mg dalam 5 menit, dosis max. 20 mg.
KELAS III
Meperpanjang masa refrakter / prolog repolaritation.
  • Amiodaron ( cordaron = kendaron )
    • Indikasi : VT, SYT berulang.
    • Kontra Indikasi : sinus bradikardi, AV Block, sick sinus syndrom, penyakit tiroid.
    • Dosis : IV bolus : 5 mg / BB  oplos NaCl 0,9 % habis dalam 5 menit. Dosis pemeliharaan 900 mg / 24 jam. Atau IV bolus 150 mg dalam 1 menit, bias diulang 150 mg dalam 10 menit (bila masih VT).
    • Dosis maintenance : 1 mg / Kg BB / jam habis dalam 6 jam, dilanjutkan ½ mgb / Kg BB / jam habis dalam 18 jam, kemudian dilanjutkan per oral.
    • Efek samping : hypertensi, bradikardi, alveolitis paru, memperburuk CHF.
KELAS IV
( Calsium Chanel Blocker )
Menghambat pemasukan calsium kedalam sel dan otot polos, sehingga dpat mencegah kontraksi dan menurunkan after load.
  • Veropamil.
    • Indikasi : Supra ventrikel aritmia.
    • Dosis IV bolus 5 – 10 mg dalam 5 menit, dapat diulang setelah 5 menit sebesar 5 mg.
    • Dosis oral : 40 – 160 mg 3x / hari.
    • Efek samping : Hypotensi
NARKOTIK ANALGETIK
Dalam keadaan emergensi, obat narkotik analgetik sering digunakan pada kasus-kasus kardiovaskuler. Disamping mempunyai efek anti nyeri yang kuat (pada ACS / infark). Narkotik analgetik mempunyai efek sedasi yang bermanfat untuk mengurangi kecemasan dan beberapa efek lain yang menguntungkan.
  1. Morphin.
Efek: -  Analgetik kuat, langsung menekan respon nyeri di syaraf
pusat.
- Vasodilatasi vaskuler menrunkan afterload.
Indikasi : diberikan pada ACS / infark left ventrikel.
Karena efek vasodilatasi dan menurunkan after load, morphin sangat bermanfaat untuk mengurangi kerja LV / LU yang mengalami penurunan kontraktilitas.
Dosis : SC 5 mg, IV star 0,5 mg / jam.
  1. Pethidin.
Efek :- Analgetik narkotik kuat, langsung menekan reseptor nyeri dan
system saraf pusat.
- Vasokontriksi, meningkatkan after load.
Indikasi : diberikan pada ACS atau infark RV (Right Ventrikel). Karena efek vaso kontriksi, meningkatkan after load, pethidin bermanfaat untuk menyeimbangkan low out put bila terjadi penurunan kontraktilitas RV.
Dosis : SC / IV : 0,5 – 1mg / Kg BB.

1 komentar:

  1. maaf gan, bukannya cordaron di oplos dg d 5% untuk lebih jelasnya di http://www.orgyn.com/resources/genrx/D000212.asp

    BalasHapus